BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penulisan.
Salah satu tugas guru adalah mengajar.
Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab
pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru
dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi
mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis
berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping
kemampuan - kemampuan lain yang menunjang.
Bertolak pada kebutuhan sebagai guru, maka
makalah ini di sajikan tentang berbagai metode belajar mengajar agar mampu
melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar. Apabila telah memiliki kemampuan
dalam penguasaan penggunaan metode pembelajaran secara mendalam. Pengajaran
pada pendidikan saat ini itu menggunakan
dengan cara mengenalkan masalah – masalah social melalui pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi dan memecahkan masalah social
tersebut. Sesuai dengan karakteristik anak dan seusianya, metode ceramah akan
menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang
membosankan. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai metode – metode
yang cocok untuk pembelajaran agar siswa lebih tertarik pada peljaran tersebut.
1.2.
Rumusan Masalah.
1) Apa
Pengertian atau Definisi Metode Pembelajaran?
2) Bagaimana
Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran?
3) Bagaimana
Macam - Macam Metode Pembelajaran?
1.3.
Tujuan Pembahasan.
1) Untuk
Mengetahui Apa Pengertian Atau Definisi Metode Pembelajaran?
2) Untuk
Mengetahui Bagaimana Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran?
3) Untuk
Mengetahui Bagaimana Macam - Macam Metode Pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Apa Pengertian atau Definisi Metode Pembelajaran?
Metode berasal dari bahasa latin, metodos yang
artinya “jalan atau cara”. Akan tetapi menurut Robert Ulich, istilah metode
berasal dari bahasa Yunani: meta ton odon, yang artinya berlangsung menurut
cara yang benar (to proceed according to the right way).
Adapun Defenisi Metode Pembelajaran antara lain :
Adapun Defenisi Metode Pembelajaran antara lain :
a. Menurut BIGGS ( 1991 ).
Metode Pembelajaran adalah Cara – cara
untuk menajikan bahan – bahan Pembelajaran kepada Siswa – siswi untuk
tercapainyatujuan yang telah ditetapkan.
b.
Menurut ADRIAN ( 2004 )
Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari
cara – cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan
yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling beriteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam
artian tujuan pengajaran tercapai.
Sehingga berdasarkan beberapa pengertian
dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah
cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik
kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna
tercapainya tujuan pengajaran.
2.2.Bagaimana
Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran?
Diantara
Prinsip – Prinsip Metode Pembelajaran Adalah:
·
Bisa Menjadikan Pembelajaran efektif yang
menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan.
·
Bisa Menjadikan Pembelajaran efektif yang
mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti.
·
Bisa Menjadikan Pembelajaran efektif yang
bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan.
·
Bisa Menjadikan Pembelajaran efektif
merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran .
·
Bisa Menjadikan Pembelajaran efektif dapat
menemukan ekspresi terbaiknya ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan,
mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif..
Peran guru dalam melaksanakan metode pembelajaran.
v Memperhatikan
dan bersifat positif.
v Mempersiapkan
baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajarannya.
v Memiliki
ekspektasi yang tinngi terhadap siswanya.
v Memiliki
sensivitas dan sadar akan adanya hubungan antara guru,siswa, serta tugas
masing-masing.
v Konsisten
dan memberikan umpang balik kepada siswa.
Peran
siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran.
Ø Tertarik
pada topic yang sedang di bahas.
Ø Dapat
melihat relevansi topik yang sedang dibahas.
Ø Merasa
aman dalam lingkungan sekolah.
Ø Terlibat
dalam mengambil keputusan belajarnya.
Ø Memiliki
motivasi.
Ø Melihat
hubungan antara pendekatan pembelajaran yang di gunakan dengan pengalaman
belajar yang akan di capai.
2.3.Bagaimana
Macam - Macam Metode Pembelajaran?
Suatu metode mengajar tertentu tidak dapat serba
guna, karena ia hanya mungkin cocok untuk suatu kegiatan tertentu. Pemilihan
metode mengajar ditentukan oleh hasil yang ingin dicapai. Ada beberapa metode
mengajar yang lazim digunakan dalam proses belajar. Dalam buku Pedoman Kerja Sekolah
Pendidikan Guru Jilid I, dikemukakan delapan macam metode dari metode ceramah
sampai metode karya wisata dan dalam buku Teaching Strategies yang ditulis oleh
Donald C Orlich, et.el, terdapat metode simulasi.
A. Metode
Ceramah.
Metode
ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu
khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang
menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya
diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi
penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa
terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima
informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan diri.
Metode ceramah cocok untuk :
Metode ceramah cocok untuk :
a. Penyampaian
sejumlah fakta yang sumbernya tidak ada pada siswa.
b. Penyampaian
sejumlah fakta pada siswa yang besar sehingga tidak mungkin bentuk lain
(sekitar 75 orang).
c. Penyampaian
kesimpulan tertentu yang sebelumnya telah dipelajari.
Metode
ceramah akan berhasil baik jika :
a. Guru
merupakan pembicara yang bersemangat.
b. Guru
menggunakan alat bantu seperti gambar, tulisan, peta, dan papan tulis atau OHP
untuk menerangkan secara ringkas inti ceramahnya.
Langkah
– langkah metode ceramah:
a. Tujuan
harus dirumuskan sekhusus mungkin.
b. Diselidiki
wajar tidaknya penggunaan metode.
c. Bahan
disusun dengan memperhatikan syarat-syaratnya :
Ø Dapat
dipahami dengan jelas.
Ø Menangkap
perhatian siswa.
Ø Memperlihatkan
kepada pendengar bahwa bahan yang disampaikan itu berguna bagi kehidupan.
Ø Menanamkan perhatian yang jelas.
B. Metode
Tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
Metode Tanya jawab baik untuk :
a.Menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
b.Melibatkan
siswa pada masalah yang akan dihadapi sehingga berpartisipasi lebih aktif.
c.Memeriksa
ketelitian dalam membaca atau mengamati sesuatu.
Metode Tanya jawab akan berhasil baik jika :
a. guru
mampu mengemukakan pertanyaan – pertanyaan yang merangsang siswa untuk
berfikir.
b. Siswa
memiliki keberanian mengemukakan pikirannya secara bebas.
c. Giliran
menjawab diberikan secara merata, tidak terpusat pada siswa-siswa tertentu saja.
Langkah
– langkah metode Tanya jawab :
a. Merumuskan pertanyaan dalam bentuk khusus perilaku siswa
b. Membuat beberapa pertanyaan yang dapat menggiring siswa kepada tujuan.
c. Meneliti mengapa mereka mengajukan pertanyaan. Mengusahakan supaya siswa itu berpartisipasi atau meringkaskan pelajaran yang lampau.
d. Memutuskan jawaban-jawaban yang diterima dan yang akan dilaksanakan.
C.
Metode Diskusi.
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan
memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat
untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan
kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa
bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan
yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab
terhadap hasil pemikiran bersama.
Metode diskusi baik untuk :
a. Menyadarkan siswa bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya satu jalan atau jawaban saja.
b. Menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif yang memungkinkan perolehan suatu keputusan yang lebih baik.
c.Membiasakan
siswa suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya
sendiri. Membiasakan bersifat toleransi.
d.Menimbulkan
kesanggupan pada siswa-siswa merumuskan pikirannya sendiri secara teratur dan
dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.
Metode diskusi akan berhasil baik jika :
a. Guru
mengetahui tugasnya sebagai pemimpin diskusi, pengatur lalu lintas kesempatan,
dinding penangkis dan petunjuk jalan pembicaraan.
b. Siswa mengetahui peranannya sebagai peserta yang aktif mendengarkan berbagai pendapat, berbicara mengenai masalah dan tidak melantur memberikan sumbangan pikiran, dapat kebenaran pendapat orang lain.
b. Siswa mengetahui peranannya sebagai peserta yang aktif mendengarkan berbagai pendapat, berbicara mengenai masalah dan tidak melantur memberikan sumbangan pikiran, dapat kebenaran pendapat orang lain.
c.
Pemimpin diskusi merumuskan dengan jelas permasalahan yang akan didiskusikan,
dan peserta memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam pemecahan masalah
tersebut.
D. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi).
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
Metode ini baik untuk :
a. Mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca, mengerjakan soal-soal dan mencoba sendiri, menghindari penegasan yang tidak terarah.
b. Mengembangkan
inisiatif serta tanggung jawab siswa terhadap penggunaan dan penerapan
informasi dan pengetahuan dalam menghadapi masalah actual sehari-hari.
Metode
permberian tugas belajar akan berhasil jika ;
a. Tugas- tugas yang diberikan terbatas dan jelas apa yang menjadi masalah atau yang perlu dipecahkan.
b.
Tugas-tugas dipahami siswa sebagai suatu yang memang sudah sewajarnya, sebab
menyangkut kehidupan yang bermakna.
c. Terdapat fasilitas, misalnya buku-buku untuk meyelesaikan tugas-tugas.
d. Diperhitungkan taraf kesukaran atau berat tidaknya tugas dengan kemampuan siswa.
c. Terdapat fasilitas, misalnya buku-buku untuk meyelesaikan tugas-tugas.
d. Diperhitungkan taraf kesukaran atau berat tidaknya tugas dengan kemampuan siswa.
E. Metode Demonstrasi dan Eksperimen.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
Metode demonstasi dan eksperimen baik untuk ;
a. Membantu siswa utnuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian karena menarik.
b.
Memudahkan berbagai jenis penjelasan karena menggunakan bahasa yang lebih
terbatas.
c.
Menghindari verbalisme.
d.
Memberikan keterampilan khusus.
Metode demonstrasi dan eksperimen akan berhasil jika :
a. Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan alat-alat yang diperlukan.
b. Semua siswa dapat mengikuti Demonstrasi-Eksperimen.
c. Guru
telah menetapkan secara garis besar langkah-langkah demonstrasi-eksperimen
serta perkiraan jumlah waktu yang diperlukan.
Langkah-langkah
metode demonstrasi-eksperimen.
a. Merumuskan
tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat
dicapai dan dilaksanakan oleh siswa sendiri sesudah demonstrasi dan eksperimen
berakhir.
b. Menyelidiki
keefektifan penggunaan metode ini untuk mencapai tujuan
c. Menetapkan
garis-garis besar setiap langkah suatu demonstrasi atau eksperimen untuk
dicobakan guna menambah hal-hal yang masih kurang atau terlupakan.
d. Memperhitungkan jumlah waktu yang diperlukan dengan perimbangan memberikan kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan dan membuat pertanyaan.
e. Menetapkan rencana guru sesudah eksperimen- demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran.
F. Metode Kerja Kelompok.
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
Metode kerja kelompok baik untuk :
a. Memperbaiki perbedaan individual siswa dalam bidang kemampuan belajar atau minat
b.
Memberikan kesempatan pada siswa utnuk berperan serta secara aktif.
c. Memberikan pengalaman mengorganisasi atau mengelola pengetahuan yang telah dimiliki untuk pemecahan suatu masalah kelompok.
c. Memberikan pengalaman mengorganisasi atau mengelola pengetahuan yang telah dimiliki untuk pemecahan suatu masalah kelompok.
Metode kerja kelompok akan berhasil baik jika :
a. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk dilaksanakan tanpa memberikan bantuan.
c. Guru
mengamati kegiatan setiap kelompok. Ketua kelompok menjaga agar pembicaraan
dalam kelompok tidak menyimpang dari pokok masalah dan tidak ada orang-orang
tertentu yang memonopoli pembicaraan
c. Siswa mengetahui dengan jelas tugasnya dan kewajibannya dalam kelompok serta waktu yagn tersedia.
c. Siswa mengetahui dengan jelas tugasnya dan kewajibannya dalam kelompok serta waktu yagn tersedia.
G. Metode Sosio Drama.
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Metode
sosio Drama baik untuk :
a.
Memberikan kesempatan pada siswa didalam menghadapi masalah social: menempatkan
diri pada tempat orang lain
b. Meluaskan pandangan siswa
c. Memberikan kemungkinan bagi pemahaman orang lain beserta masalahnya : menempatkan diri sendiri pada tempat orang lain
b. Meluaskan pandangan siswa
c. Memberikan kemungkinan bagi pemahaman orang lain beserta masalahnya : menempatkan diri sendiri pada tempat orang lain
Metode sosio drama dapat berhasil dengan baik jika :
a. Masalah yang diperankan menyangkut relasi antara manusia
b. Masalah yang diperankan terletak dalam bidang perhatian siswa
c. Penonton/ pendengar adalah siswa-siswa yang tidak sedang memerankan, tetapi tahu kewajibannya
d. Guru melukiskan masalah yang diperankan dengan jelas
e. Di dalam memerankan, siswa-siswa mendapat kebebasan sepenuhnya: makin spontan makin bagus
f. Guru menghentikan drama pada titik puncak drama
g. Penyelesaian pemecahan relasi antara manusia itu dilanjutkan dengan diskusi umum.
Langkah-langkah metode sosio drama :
a. Guru menerangkan teknik-teknik secara sederhana
b. Situasi yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan menarik minat
c. Guru menceritakan peristiwa itu secukupnya untuk mengantar adegan
d. Pilihlah untuk pertama kali siswa-siswa yang kiranya dapat melaksanakan tugas itu
e. Menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang harus dimainkan
f. Guru menetapkan peranan pendengar
g. Guru dapat menyarankan kalimat pertama
h. Guru menghentikan sosio drama pada titik puncak dan membuka diskusi umum
i. Dapat pula hasil diskusi siswa-siswa lain dijadikan bahan untuk menyelesaikan masalah.
H.
Metode karya Wisata.
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
Metode
karya wisata baik untuk:
a.Memberikan
pengertian lebih jelas dengan alat peraga langsung
b.Mendorong siswa mengenal lingkungan dengan baik
c. Membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan atau tanah air.
b.Mendorong siswa mengenal lingkungan dengan baik
c. Membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan atau tanah air.
Metode karya wisata dapat berhasil dengan baik jika :
a.
Guru menyelidiki apakah objek karya wisata itu cocok untuk mencapai tujuan
b. Semua siswa dapat mengunjungi objek karya wisata serta kembali dengan mudah.
c.Memperhitungkan waktu yang tersedia.
b. Semua siswa dapat mengunjungi objek karya wisata serta kembali dengan mudah.
c.Memperhitungkan waktu yang tersedia.
d. Sebelum karya wisata, siswa-siswa diberitahukan pokok-poko yang akan dan perlu diperhitungkan.
e.Pembiayaan
karya wisata tidak dibebankan kepada siswa.
Langkah-langkah metode karyawisata.
a. Meramu tujuan dengan jelas sehingga tampak wajar tidaknya metode ini digunakan.
b. Menyelidiki objek yang akan ditinjau dan memperhitungkan hal-hal yang mungkin akan menjadi hambatan.
c. Meminta izin kepada penguasa objek yang
akan ditinjau.
d.
Jika keluar kota, minta izin siswa-siswa pada orang tua mereka.
e. Memeriksa perlengkapan mereka masing-masing sebelum mereka berangkat
f. Jelaskan tujuan karyawisata pada siswa-siswa dan siapkan pertanyaan yang harus mereka jawab.
e. Memeriksa perlengkapan mereka masing-masing sebelum mereka berangkat
f. Jelaskan tujuan karyawisata pada siswa-siswa dan siapkan pertanyaan yang harus mereka jawab.
g.
Tentukan tata tertib selama karya wisata.
h.
Bila peserta banyak, bagilah siswa-siswa kedalam kelompok dengan ketua serta
tugasnya masing-masing.
i.
Setelah sampai ditempat yang ditinjau berikan waktu untuk menyelesaikan
tugasnya.
j. Bawalah siswa semua kembali ke sekolah.
j. Bawalah siswa semua kembali ke sekolah.
k.
Hasil karya wisata berupa laporan didiskusikan pada kesempatan lain
l. Hasil karya wisata berupa benda-benda yang dikumpulkan oleh siswa akan dipamerkan.
I. Metode Permainan Simulasi.
l. Hasil karya wisata berupa benda-benda yang dikumpulkan oleh siswa akan dipamerkan.
I. Metode Permainan Simulasi.
Simulasi berasal dari bahasa inggris “simulation” yang artinya tiruan. Suatu yang mewakili atau mencerminkan peristiwa nyata yang dapat direkayasa menurut kebutuhan. Di dalamnya siswa-siswa merupakan peserta yang aktif mempelajari perilaku atau melaksanakan beberapa keterampilan atau pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
Metode permainan simulasi baik untuk :
a. Mengembangkan perubahan-perubahan dalam sikap
b.
Merubah perilaku atau kebiasaan yang kurang baik.
c.
Mempersiapkan peserta untuk memperkirakan peran baru pada waktu yang akan datang.
d.
Membantu siswa-siswa untuk mengerti peranannya yang sekarang.
e.
Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan prinsip-prinsip
f.
Mengurangi masalah-masalah atau situasi-situasi yang kompleks untuk hal-hal
yang dapat diatur
g.
Menggambarkan peranan-peranan yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang,
tetapi orang itu mungkin tidak pernah memperhitungkannya
h.
Mendorong atau member motivasi kepada siswa-siswa.
i.
Mengembangkan proses analitik.
j.
Mempekakan siswa-siswa terhadap peranan kehidupan orang lain.
Metode permainan simulasi dapat berhasil dengan baik jika :
a. Diketahui maksud atau tujuan yang ingin dicapai.
b.
Diketahui prosedir, cara dan aturan permainan
c.
Tersedia perangkat permainan
d.
Tersedia peserta yang berminat, fasilitator dan manusia sumber.
e.
Fasilitator dapat mengatur jalannya permainan.
f.
Tema dan materi permainan cukup jelas.
J. Metode studi Kasus.
Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya. Kemudiaan metode ini dapat juga digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu topic yang dipecahkan.
Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa,manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini.
Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :
a.
Mendapat kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan
dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa.
b.
Mengembangkan kasus sangat mahal
K. Metode Simposium.
Metode symposium adalah metode yang memaparkan suatu seri pembicaraan dalam berbagai kelompok topic dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara
Sebuah symposium hamper menyerupai panel, karena symposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara, sedikti dua orang. Tetapi, symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terlebih dahulu menyiapkan pembicaranya menurut suatu titik pandangan tertentu. Terhadap suatu persoalan yang sama diadakan permbahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dati titik tolak yang berbeda-beda.
L. Metode Tutorial.
Metode tutorial merupakan cara menyampaikan bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang ditemuinya secara periodic.
M. Metode Problem Solving.
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1.
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2.
Berpikir dan bertindak kreatif.
3.
Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4.
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5.
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6.
Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dengan tepat.
7.
Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya
dunia kerja.
Kelemahan
metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
N. Metode Seminar.
Metode seminar merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa utnuk membahas topic, masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dan kepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai narasumber.
Seminar merupakan pembahasan yang
bersifat ilmiah, topic pembicaraan adalah hal-hal yang bertalian dengan masalah
kehidupan sehari-hari. Sebuah seminar adalah sebuah kegiatan pembahasan yang
mencari pedoman-pedoman atau pemecahan-pemecahan masalah masalah tertentu.
Itulah sebabnya maka seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan-kesimpulan dan
keputusan-keputusan yang merupakan hasil kesepakatan semua peserta.
O. Metode deduktif.
Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
Metode ini tepat dipergunakan bila :
a.
Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari.
b.Isi
pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan
proses berfikir kritis.
c.
Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan
pembicaraan yang baik.
d.
Waktu yang tersedia sedikit.
P. Metode Induktif.
Metode induktif dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing utnuk berusah keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini disebut Discovery atau Socratic.
Metode ini digunakan manakala :
a.
Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan
mata pelajaran tersebut.
b.
Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antar pribadi, sikap, pemecahan
dan pengambilan keputusan
c.
Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan
mengulang pertanyaan dan sabar.
d.
Waktu yang tersedia cukup panjang.
Q. Metode mengarang.
Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu.
R. Metode bermain peran (Role playing).
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini dapat dipergunakan didalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Kelebihan
metode Role Playing:
Melibatkan
seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerjasama.
1.
Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2.
Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan
waktu yang berbeda.
3.
Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
4.
Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami
menyimpulkan metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan
belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan
motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.
Dalam menggunakan metode pembelajaran ada beberapa prinsi-prinsip pembelajaran yaitu: Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan, Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti, Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan, Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tengtang pengajaran, Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran dan Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknay ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif.
Dalam menggunakan metode pembelajaran ada beberapa prinsi-prinsip pembelajaran yaitu: Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan, Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti, Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan, Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tengtang pengajaran, Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran dan Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknay ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif.
Jenis – jenis metode pembelajaran yaitu
metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas
belajar (resitasi), metode demonstrasi dan eksperimen, metode kerja kelompok,
metode sosiodrama, metode karyawisata, metode permainan simulasi, metode studi
kasus, metode symposium, metode seminar, metode bermain peran (role playing),
metode tutorial, metode deduktif, metode induktif, dan metode problem solving.
3.2.Saran
Setelah memaparkan materi metode pembelajaran, maka kami menyarankan bahwa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sebagai seorang pebelajar terlebih dahulu mencari dan mengkaji metode mana yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman,
2009. Belajar dan Pembelajaran,Pontianak, ALFABETA.
Ihat
Hatimah. 2000. Strategi dan Metode Pembelajaran, Bandung :
ANDIRA
Hamzah.
2006. Perencanaan Pembelajaran, Gorontalo : BUMI AKSARA
Nana
Sudjana. 1987.Dasar Proses Belajar Mengajar,Bandung:SINAR
BARU ALGESINDO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar